Pada tahun 2008 masyarakat desa Reco dan sekitarnya mengalami
keprihatinan para petani tembakau berturut-turut dari tahun-tahun
sebelumnya usahanya gagal. Mereka mengalami kehilangan keseimbangan.
Dalam kondisi demikian Rm Sumpana bersama beberapa warga masyarakat
dusun Anggrunggondok tergerak hati untuk mencari pemecahan alternatif.
Muncullah ide membuat taman wisata. Setelah ide itu meresap dan berubah
pekat dan kental dalam sebuah impian saya mensharingkannya pada seorang
teman bernama Handy Sudarta tinggal di Jakarta. Tanggapannya sangat
positif dan kooperatif.
Mulailah membuat perencanaan untuk membangun
taman di tanah seluas 625m2 milik Keuskupan Purwokerto. Untuk mewujudkan
ide itu saya mendekati seorang ibu janda yang bernama Elisabeth
Sosrowardoyo. Kami mengadakan rapat di rumahnya untuk membentuk team
kerja: muncullah pk Maqharus Sudjito, Supriyanto, Wahyat dan Tri
Wartiyono.
Dalam semangat team melaksanakan pembangunannya selama 6
bulan, sehingga pada tanggal 8 Juni 2009 taman yang diberi nama Santa
Peronela diberkati oleh Rm Sumpana dan diresmikan oleh Kepala Desa Reco
bp Kribowo.
Sejak saat itu berkah Tuhan mengalir dan dana pun melimpah.
Impian itu belum selesai, sebuah impian besar Budaya Hati muncul bersama
dengan Drg Bastian yang memiliki harta rohani yang kaya muncullah
NOVENA Hati Kudus dan Mutiara Bapa Kami.
Setelah kekayaan Rohani dan
hartawi bermunculan mulailah membeli tanah perluasan menjadi jelas
kepemilikannya saya bersama dengan para donatur mempersembahkan semuanya
pada Kongergasi Misionaris Hati Kudus. Tanah Keuskupan 625 m2 kami beli
pada pertengahan th 2010. Sejak nama taman TAROANGGRO HATI KUDUS
dukungan Pemimpin Gerejani Keuskupan Purwokerto dan Bupati Kabupaten
Wonosobo, Uskup J Sunarka SJ dan Drs Kholiq Arif Msi memberkati dan
meresmikannya pada tgl 12 Juni 2010 menjadi api yang mengobarkan
semangat kami untuk melanjutkan impian kami menjadi sebuah kenyataan.
Sejak saat itu Gua Maria ini dibangun sepenuhnya atas dukungan Handy Sudarta, di sebuah taman yang bernama Taroanggro, pada 2
Juli 2011 pada HUT yang pertama diselenggarakan perayaan misa HUT dan
peletakan batu pertama oleh pemimpin Daerah, Rm Tarsisius Siswanto MSC.
Pada waktua itulah terjadilah penghijauan tanah 900 m2 oleh ibu
Elisabeth Sosrowardoyo kepada Kongergasi Misionaris Hati Kudus.
Gua
Maria ini dibangun dengan biaya sepenuhnya ditanggung oleh Handy
Sudhatra. Pembangunannya diarsiteki oleh Ir Ridwan Padmosudarmo dari
Magelang. Peresmiannya diselenggarakan pada Hari Minggu tgl 30 Oktober
2011 dan diberkati oleh Rm Steph Sumpana MSC. Dengan adanya Gua Maria
peziarah semakin meningkat jumlahnya. Berkat melimpah melalui doa yang
tiada hentinya kepada Bunda Maria.
Kelahiran Taroanggro kami tetapkan Sabtu/Minngu
sesudah Hari Raya Hati Kudus. Setiap Tahun Kami Rayakan dengan meriah.
Novena dan Mutiara Bapa Kami kami doakan dalam misa setiap MINGGU IV bulan September - Mei merupakan persiapan hari HUT dan Pelindung
Taroanggro.
Pada tahun 2011 mulai muncul keterlibatan Pk Sanny
Suharli yang membawa era baru kedekatan dengan Gus Umar Wahid dalam
pengembangan budaya hati yang meluas. Hal itu nampak dan mewujudkan
dengan kunjungan beliau ke Taroanggro pada tgl 4 September 2012. Pada
akhir Bulan April 2013 terasa dukungan Pemerintah dan agama-agama
Wonosobo dengan diselenggarakan penanaman pohon penghijauan di lahan
perluasan taroanggro dengan melibatkan 2000 orang lebih masyarakat
Wonosobo.
Semakin kental lagi ketika HUT ke 3 kami merayakannya secara
sederhana mengadakan wisata religi bersama ke makam Gus Dur bapak
pruralisme sejati di Tebu Ireng Jombang pada tgl 7 Juni 2013 dan
sarasehan yang dipimpin oleh Gus Umar Wahid dan bp Sanny Suharli pada
tgl 8 Juni 2013 di Hotel Kledung.
Bagaimana Taroanggro
mengembangkan budaya hati ditengah masyarakat? Kami menumbuhkan
perhatian pada kebutuhan pokok masyarakat dengan membeayai perbaikan
jalan dusun dan membeayai pengadaan dan penyaluran air untuk masyarakat
RW 01 Dusun Anggrunggondok.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar